Pembentukan Ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik


Pembentukan Ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik



Substitusi elektrofilik yang disertai dengan perpindahan ikatan rangkap

Penataan ulang akan terjadi pada produk reaksi, jika reaksi substitusi elektrofilik terjadi pada substrat alilik. 

Mekanisme pembentukan produk yang mengalami penataan ulang tersebut dapat terjadi dengan dua cara yaitu:
1. Reaksi berlangsung seperti pada mekanisme SE1, dimana gugus pergi lepas lebih dahulu membentuk karbanion yang distabilkan olah resonansi dan diikuti dengan serangan elektrofil.

2. Elektrofil Y+ menyerang substrat lebih dahulu membentuk karbokation dan diikuti dengan lepasnya X+ sebagai gugus pergi.

Pada umumnya penataan ulang elektrofilik alilik melibatkan hidrogen sebagai gugus pergi, meskipun juga dapat terjadi pada senyawa organologam dengan ion logam sebagai gugus pergi.

Mekanisme Reaksi Substitusi Elektrofilik Senyawa Aromatik

            Kerapatan elektron π yang tinggi pada inti benzena dapat menyebabkan benzena dapat menarik spesies yang bermuatan positif (elektrofil), sehingga benzena mudah sekali mengalami reaksi substitusi elektrofilik. Sebagian besar reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik berlangsung dengan mekanisme ion arenium. Dalam mekanisme ini langkah pertamanya adalah serangan elektrofil pada inti benzena menghasilkan zat – antara (intermediate) yang bermuatan positif yang disebut dengan ion benzenonium. Pada langkah kedua terjadi proses lepasnya gugus pergi dari ion benzenonium membentuk produk.

            Pada mekanisme reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, jika spesies penyerang berupa ion positif (misalnya E+) , maka serangan pada senyawa aromatik (misalnya benzena) akan menghasilkan karbokation yang tahap-tahapnya adalah  sebagai berikut:

Tahap – 1:

Pada tahap ini elektrofil mengambil dua elektron dari 6 elektron pada inti benzena dan membentuk ikatan  dengan salah satu atom karbon cincin benzena. Pembentukan ikatan ini akan merombak sistem aromatik yang ada karena pada pembentukan ion benzenonium atom karbon yang membentuk ikatan dengan elektrofil berubah dari hibridisasi sp2 menjadi sp3 dan tidak lagi memiliki orbital p. Keempat elektron  ion benzenonium terdelokalisasi pada kelima orbital p.

Struktur (1), (2) dan (3) adalah struktur resonansi penyumbang pada struktur ion benzenonium yang sebenarnya. Struktur ion benzenonium yang sebenarnya merupakan hibrida dari struktur-struktur resonansi tersebut. Struktur (1) sampai dengan (3) seringkali digambarkan dengan struktur (4) sebagai berikut.
Ion arenium seringkali disebut juga dengan nama kompleks Wheland atau kompleks  (sigma).
Tahap – 2:
Pada tahap-2 ion benzenonium melepaskan proton dari atom karbon yang mengikat elektrofil. Atom karbon yang mengikat elektrofil berubah kembali menjadi hibridisasi sp2 dan inti benzena memperoleh kestabilannya kembali.

Langkah dalam tahap 2 tersebut lebih cepat daripada tahap 1, karena itu langkah penentu laju reaksinya adalah tahap 1 dan reaksinya merupakan reaksi orde kedua
Reaksi Substitusi Nukleofilik

Reaksi substitusi nukleofilik merupakan reaksi dimana terjadi penyerangan secara selektif oleh nukleofil yang kaya akan elektron ke muatan positif dari suatu atom C pada suatu rantai karbon yang mengikat gugus pergi (leaving group) sehingga nukleofil akan menggantikan posisi gugus pergi. Pergantian gugus ini disebabkan karena atom karbon bersifat parsial positif, sehingga mudah diserang oleh anion dan spesi lain yang mempunyai pasangan elektron sunyi (unshared) pada kulit luarnya (Fessenden dan Fessenden, 1995 A).
Berdasarkan persamaan satu, apabila nukleofil dan substrat bersifat netral maka produk reaksi akan bermuatan negatif. Sedangkan bila nukleofil bermuatan negatif dan substrat bersifat netral, maka produk reaksi yang dihasilkan akan bersifat netral juga (dilihat di persamaan dua) (Hart et al, 2003).
Reaksi substitusi nukleofilik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada tiga faktor utama yang mengontrol mekanisme substitusi dan pembentukan hasil sampingan yaitu struktur gugus alkil, sifat gugus pergi dan nukleofil. Nukleofilik dapat bersifat non-basa, seperti ion halida dan basa seperti ion hidroksida (Hardjono Sastrohamidjoyo, 2005).
Nukleofil merupakan basa yang dapat berupa basa Bronsted-Lowry dan basa Lewis. Pada umumnya spesies/senyawa yang bermuatan negatif merupakan nukleofil yang lebih kuat bila dibandingkan dengan spesies yang serupa namun tidak bermuatan negatif. Untuk kuat-lemahnya nukleofil dilambangkan dengan nukelofilitas. Nukelofilitas merupakan kelajuan  penyerangan pada atom karbon elektrofil (Hart et al, 2003).



Reaksi substitusi nukleofilik terdiri dari dua jenis yaitu SN1 dan SN2. Hal umum yang membedakan kedua reaksi tersebut adalah pengaruh substrat dan nukleofil terhadap laju reaksi. Pada reaksi SN1 hanya substrat yang mempengaruhi laju reaksi sehingga reaksi ini mengikuti orde satu dengan persamaan kecepatan reaksi = k [RX] dan produk reaksi berupa campuran rasemik yang tidak optik aktif. Sedangkan pada reaksi SN2 yang mempengaruhi laju reaksi adalah substrat dan reakstan sehingga reaksi substitusi berlangsung mengikuti orde 2 dengan kecepatan reaksi = k [RX] [Nu-] dimana terjadi reaksi inversi pada atom karbon pusat (McMurry, 2008)



Reaksi SN1
Reaksi SN1 merupakan substitusi nukleofilik unimolekuler (orde 1). Reaksi unimolekuler merupakan reaksi yang hanya melibatkan satu molekul dalam keadaan transisi. Reaksi SN1 adalah reaksi ion. Mekanisme reaksi SN1 disebut reaksi bertahap karena mekanisme reaksi terjadi secara kompleks yang terdiri dari tiga tahapan (Fessenden dan Fessenden, 1995 A). Berikut adalah salah satu contoh  reaksi SN1.

Salah Satu Contoh Reaksi SN1
Reaksi SN2
Reaksi SN2 merupakan reaksi nukleofilik bimolekuler (orde 2) yang berlangsung secara satu tahap melalui tahap transisi (transition state) (Jorapur dan Dae Yoon Chi, 2005). Berikut adalah skema reaksi SN2
.
Skema Reaksi SN2
Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada Senyawa Karbonil
     Reaksi substitusi asil nukleofilik merupakan reaksi substitusi turunan asam karboksilat dengan nukleofil (McMurry, 2008). Klorida asam adalah derivat asam karboksilat yang paling reaktif. Atom klorida yang terikat pada atom C dari gugus karbonil merupakan gugus pergi yang baik. Klorida asam dapat menjalani reaksi substitusi asil nukleofilik dengan nukleofil (Fessenden dan Fessenden, 1995 B)
Reaksi substitusi asil nukleofilik terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap adisi nukleofil pada gugus karbonil dan tahap eliminasi klorida. Berikut adalah skema reaksi substitusi asil nukleofilik

Skema Reaksi Asil Nukleofilik





Daftar Pustaka
1.    Allinger, N. L. et. al, 1976., Organic Chemistry, 2nd edition, Worth Printing, Inc., New York
2.      Eliel, E. I., 1981., Stereochemistry of Carbon Compounds, Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Ltd., New Delhi
3.      Fessenden, Ralph J. & Joan S. Fessenden. 1995 A. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjatmaka. Penerbit Erlangga. Jakarta
4.      H. Hart/Suminar Achmadi; (1987), Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakatra: Penerbit Erlangga.
5.      Hardjono Sastrohamidjoyo. 2005. Kimia Organik. UGM Press. Yogyakarta
6.      Hart, Harold., Leslie E. Craine & David J. Hart. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah      Singkat Edisi Kesebelas. Penerbit Erlangga. Jakarta
7.      Jorapur, Yogesh R. & Dae Yoon Chi. 2005. Ionic Liquids: An Environmentally Friendly Media For Nucleophilic Substitution Reaction. Bull Korean Chem Soc 27(3): 345-354. (Online) http://www.journal.kcsnet.or.kr (diakses tanggal 11 April 2016)
8.      McMurry, J. 2008. Organic Chemistry7th Edition. Thomson Learning Inc. Belmont

Pertanyaan :
apakah penyerangan suatu nukleofilik atau elektrofilik selalu menuju ke karbonil ?



Komentar

Chemistman mengatakan…
elektrofil dan nukleofil lebih mudah menyerang pada gugus c sehingga reaksi cenderung akan menyerang gugus C nya terimakasih atas materinya
Unknown mengatakan…
Menurut saya, hal ini dikarenakan elektrofil dan nukleofil lebih mudah menyerang pada gugus c sehingga reaksi cenderung akan menyerang gugus C nya.
Dyah miranti devy mengatakan…
Terimakasih atas materinya rinaldi. Saya akan menjawab pertanyaan yg anda ajukan yaitu apakah penyerangan suatu nukleofilik atau elektrofilik selalu menuju ke karbonil ? Menurut saya baik elektrofilik maupun nukleofilik akan menyerang gugus C karbonil nya. Terimakasih
Devi fitria mengatakan…
terima kasih atas materinya, menurut saya elektrofil dan nulefil akan menyerang gugus C karbonilnya.
Kurnia Nastira Ningsih mengatakan…
Terimakasih rinaldi
Untuk pertanyaannya

Apakah penyerangan suatu nukleofilik atau elektrofilik selalu menuju ke karbonil?
Iya, karbonil yang dimaksud adalah C karbonil (karbon karbonil) dikarenakan karbon dapat membentuk karbokation (sehingga diserang nukleofil) dan karbanion (sehingga diserang elektrofil)

Sekian :)
Unknown mengatakan…
terima kasih atas materinya renaldi menurut saya iya, karena nukleofil dan elektrofil akan menyerang gugus c karbonilnya
Unknown mengatakan…
Terimakasih penjelasannya rinaldi, baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
elektrofil dan nukleofil lebih mudah menyerang pada gugus c sehingga reaksi cenderung akan menyerang gugus C nya.
Terimakasih :)
Unknown mengatakan…
terimakasih materinya..
aaya akan memcoba menjawab pertanyaan anda..
menurut saya iya, elektrofil ataupun nukleofil akan menyerang gugus karbon karbonil karena lebih mudah untuk diserang dan dapat membentuk karbanion ataupun karbokation..
terimakasih
Malhatul Ulfa mengatakan…
terimakasih atas materinya , menurut saya iya karena baik elektrofil maupun nukleofil akan lebih mudah menyerang karbon karbonilnya karena dapat membentuk karbokation dan karbanion.
Unknown mengatakan…
Terimakasih atas materi yang anda jelaskan menurut saya penyerangan terjadi terhadap gugus karbonil oleh nukleofil akan lebih mudah terjadi karena dapat membentuk karbokation dan karbanion
Unknown mengatakan…
Menurut saya untuk jawaban no. 1apakah penyerangan suatu nukleofilik atau elektrofilik selalu menuju ke karbonil, iya karena karbonil yang dimaksud adalah C karbonil (karbon karbonil) dikarenakan karbon dapat membentuk karbokation (sehingga diserang nukleofil) dan karbanion (sehingga diserang elektrofil)
Unknown mengatakan…
Terima kasih atas materinya, saya akan menjawab pertanyaan di atas elektrofilik maupun nukleofilik akan menyerang gugus C karbonil nya.