SUBSTITUSI KEDUA PADA BENZENA
Benzena tersbustitusi dapat mengalami substitusi kedua
dan ketiga melalui reaksi SUBSTITUSI ELEKTROFILIK. Posisi substitusi kedua :
ortho (o-) dan para (p-) atau meta (m-), ditentukan oleh
jenis gugus substitusi yang telah ada pada cincin benzena. Gugus
substitusi pada cincin benzena secara umum dapat diklasifikasikan menjadi gugus
aktivasi dan gugus deaktivasi.
Gugus AKTIVASI
Produk akan terbentuk pada arah orto
dan para (-o dan –p).
Aktivasi kuat : - NH2 (-NHR,
-NR2)
- OH
Aktivasi sedang :
- OR (-OCH3 ,
-OC2H5, dsb)
-
NHCOCH3
Aktivasi lemah : - C6H5
- CH3 (-C2H5)
Gugus DEAKTIVASI
Substitusi pada arah meta –m :
- NO2
- N(CH3)3+
- CN
- COOH (-COOR)
- SO3H
- CHO, - COR
Substitusi pada arah –o dan –p
: -F, -Cl, -Br, -I
Contoh Reaksi Substitusi Kedua pada Cincin
Benzena.
SUBSTITUSI KETIGA PADA BENZENA TERSUBSTITUSI
1. Jika
2 gugus yang telah ada mengarahkan substitusi gugus ketiga pada arah yang sama,
maka gugus ketiga akan tersubstitusi pada posisi tersebut.
2. Jika 2 gugus yang telah ada mengarahkan
pada arah yang berlawanan, maka gugus yang lebih aktif akan menentukan posisi
substitusi gugus ketiga.
Pengaruh Gugus halogen
Gugus halogen merupakan gugus penarik elektron, dimana secara umum gugus
penarik elektron adalah pengarah meta. Namun untuk gugus halogen mengalami
penyimpangan karena gugus halogen memiliki pasangan elektron bebas sehingga
kecenderungan berubah menjadi pengarah orto dan para. Hal ini dapat diperjelas
dengan mekanisme reaksi elektrofilik yang disertai dengan terjadinya resonansi.
Dimana resonansinya dapat dilihat pada gambar berikut.
Efek induktif relatif
Efek induktif relatif telah
diukur secara eksperimental dengan mengacu pada hidrogen, dalam urutan menurunnya efek -I
atau peningkatan urutan efek +I, sebagai berikut:
Kekuatan
efek induktif juga tergantung pada jarak antara gugus substituen dan gugus utama yang bereaksi;
semakin besar jaraknya, semakin lemah efeknya.
Efek
induktif dapat diukur melalui persamaan
Hammett, yang menggambarkan hubungan antara laju reaksi dan konstanta kesetimbangan berkenaan dengan
substituen.
DAFTAR PUSTAKA
March,
Jerry (1985). Advanced Organic Chemistry, Reactions, Mechanisms and
Structure (third Edition ed.). John Wiley & Sons. ISBN 0-471-85472-7.
Imyanitov, Naum S. (1993). "Is This
Reaction a Substitution, Oxidation-Reduction, or Transfer?". J. Chem.
Educ. 70 (1): 14–16.
PERTANYAAN
Jika subtituen pertamanya adalah Cl dia
termasuk kedalam gugus aktivasi atau deaktivasi ? kemana kah arah posisi
subtituen kedua nya jika subtituen pertamanya adalah Cl ?
Komentar
Menurut saya Cl merupakan gugus aktivasi dimana merupakan pengarah orto-para untuk subtituen kedua
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
Cl merupakan halogen dan sebagai gugus penarik elektron maka substituen kedua akan mengarah ke posisi orto-para
Terimakasih :)
Untuk pertanyaannya
Halogen berupa Cl contohnya merupaka gugus deaktivator
Tetapi, karena efek resonansinya sebagai pendonor elektron
Maka produk yang terbentuk berposisi orto dan para
Sekian :)
Saya akan menjawab
Cl merupakan contoh gugus deaktivator
Tetapi, karena efek resonansinya sebagai pendonor elektron
Maka produk yang terbentuk berposisi orto dan para
Semoga bermanfaat
Jika substituen pertamanya adalah Cl dimana Cl merupakan deaktivator namun karena efek resonansinya sebagai pendonor elektron maka produk yg terbentuk lebih berposisi orto dan para.
Demikian